Menjelajahi Keberagaman Kesehatan Mental “Pemahaman Mendalam untuk Membangun Masyarakat Sehat”
Ditulis oleh : Humas FKM UAD
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian global terhadap isu kesehatan mental telah mengalami peningkatan yang signifikan. Kompleksitas tantangan ini tidak memandang batas usia, gender, atau latar belakang ekonomi. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang isu ini menjadi kunci utama untuk mengatasi dampak negatifnya pada berbagai tahapan kehidupan. Pada Senin, 4 November 2023, FKM UAD menggelar kuliah tamu bertema “Health Promotion in Accommodating Mental Health Issue,” yang diisi oleh Nur Azma Amin, Ph.D., Wakil Dekan Universitas Kuala Lumpur, Malaysia, dan dimoderatori oleh Tyas Aisyah Putri, M.K.M.
Pembicaraan dalam kuliah tersebut menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi oleh kelompok-kelompok berbeda. Para pelajar, terutama di tingkat pendidikan tinggi, sering kali harus menghadapi tekanan akademis, sosial, dan perjalanan pencarian identitas diri. Pemahaman mendalam tentang kompleksitas ini ditekankan sebagai kunci untuk membantu mereka mengelola stres, membangun ketahanan mental, dan menemukan keseimbangan antara tugas akademis dan kehidupan pribadi.
Selanjutnya, transformasi lingkungan kerja yang terjadi selama pandemi juga menjadi sorotan. Meskipun model kerja jarak jauh memberikan fleksibilitas, tetapi juga membawa tantangan baru seperti isolasi sosial, peningkatan beban kerja, dan ketidakpastian ekonomi. Dalam konteks ini, perusahaan diharapkan memainkan peran aktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental karyawan, dengan langkah-langkah seperti program kesehatan mental, dukungan psikologis, dan pendekatan yang ramah terhadap kebutuhan kesejahteraan.
Tantangan juga dihadapi oleh orang tua, yang harus menjalankan tanggung jawab berat dalam mengelola pekerjaan, keluarga, dan kesejahteraan pribadi. Mereka juga dihadapkan pada tugas mendukung perkembangan kesehatan mental anak-anak, terutama di era digital dengan tekanan sosial yang semakin kompleks. Dalam hal ini, penting bagi orang tua untuk memahami kebutuhan kesehatan mental anak-anak mereka dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan positif melalui komunikasi terbuka, empati, dan pemahaman terhadap perasaan anak-anak.
Puncak dari keseluruhan pembahasan adalah pentingnya membangun masyarakat sehat bersama. Kolaborasi inklusif diharapkan dapat mengubah pandangan tentang kesehatan mental, membuka ruang untuk percakapan terbuka, mengurangi stigma, dan menyediakan akses mudah ke sumber daya kesehatan mental. Dalam konteks ini, pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi perusahaan diingatkan untuk memainkan peran penting dalam menciptakan kebijakan dan lingkungan yang mendukung kesehatan mental. Program edukasi dan dukungan mental di semua tingkatan diharapkan dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan dalam akses dan memberikan dukungan kepada individu di berbagai tahapan hidup.
Sebagai kesimpulan, dengan membangun pemahaman mendalam tentang kesehatan mental, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat, peduli, dan berdaya tahan. Langkah-langkah preventif, dukungan sosial, dan perubahan struktural diakui sebagai kunci untuk mencapai tujuan bersama ini. Kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan usaha bersama untuk membentuk masyarakat yang mendukung pertumbuhan, kesejahteraan, dan saling pengertian.