Seminar Kesehatan Internasional 2023
Ditulis oleh : Mupidah
Seminar Kesehatan Internasional FKM UAD 2023 bertema Economic and Public Health: Health Innovation to Overcome Stunting In The Middle of Recession telah terselenggara pada hari Sabtu, 04 Februari 2023 secara online. Seminar berlangsung pada pukul 08.00 – 11.45 WIB dengan dua narasumber yakni dr. Nadhira Nuraini afifah, M.Ph dan Gabriela Fernando, M.IPH., Ph.D. MC dan moderator kegiatan ini adalah Jenindya Sekar Maharani dan Mustika Cahya Nirmala Dewinta, S.Gz, MPH secara berurutan. Sambutan-sambutan diberikan oleh Dekan FKM UAD, Rosyidah, S.E., M.Kes., Ph.D. dan Wakil Dekan bidang AIK, Akademik, dan Kemahasiswaan FKM UAD, Muhammad Syamsu Hidayat, SE., M.Sc., Ph.D.
Stunting masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan utama di Indonesia. Stunting dapat terjadi akibat asupan gizi yang tidak mencukupi secara kronis dan infeksi berulang, dan berdampak pada keterlambatan motorik dan kognitif anak penderita stunting. Malnutrisi akut atau wasting dapat disebabkan oleh kekurangan makanan yang ekstrim, penyakit khas anak-anak seperti diare dan radang paru-paru, atau bahkan keduanya.
Menurut perhitungan yang dilakukan pada ekonomi mikro tingkat pengerdilan masa kanak-kanak menghasilkan 1 persen kehilangan tinggi orang dewasa dan kehilangan 1,4 persen dalam output pribadi. Fungsi kognitif yang buruk dan prestasi akademik yang buruk, dikaitkan dengan kekurangan gizi anak usia dini, merupakan kerugian tidak langsung lainnya bagi perekonomian bangsa. Di dalam kenyataannya, kesenjangan pendidikan dan mengakibatkan tingkat keterampilan tenaga kerja yang lebih rendah secara signifikan memperlambat perkembangan negara-negara yang terkena dampak kekurangan gizi.
Pemerintah menargetkan untuk menekan angka kasus stunting menjadi 14 persen pada akhir tahun 2024. Target tersebut dapat dicapai jika angka kasus stunting menurun sekitar 3,8 persen setiap tahun setelahmempertimbangkan prevalensi stunting tahun 2022 sebesar 21,6 persen menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI). Selain itu, pemerintah juga telah menyusun program pencegahan stunting untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia dengan cara :
- Pemberian suplemen darah selama hamil
- Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil
- Penanganan ibu hamil dengan dokter ahli atau bidan
- Pelaksanaan inisiasi menyusu dini
- Pemberian ASI eksklusif untuk bayi sampai usia 6 bulan
- Pemberian makanan pendamping ASI untuk anak usia 2 tahun (dari 6 bulan sampai 24 bulan), Imunisasi dan suplemen vitamin A
Penyelesaian masalah stunting ini memerlukan kerjasama semua pihak selain pemerintah. Oleh karena itu, sektor pendidikan juga diharapkan dapat berkontribusi untuk mengatasi masalah stunting melalui Tridarma Perguruan Tinggi (seperti pendidikan untuk mendorong masyarakat jadi mereka sadar bahwa stunting harus diatasi, melakukan penelitian terkait masyarakat program pemberdayaan untuk mengurangi stunting, dan pengabdian masyarakat untuk mendorong masyarakat lebih mandiri dan menjadikan kearifan lokal di daerah masing-masing, seperti adanya program rumah gizi, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dll.
*klik kanan bawah gambar untuk memperbesar gambar dan melihat dokumentasi lain melalui link berikut [Lihat Dokumentasi]