MILAD FKM UAD KE-20 : REUNI AKBAR FKM UAD
Reuni Akbar FKM UAD telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2022 secara Online melalui platform Zoom. Rangkaian acara temu kangen tersebut berupa Talk Show dihadiri oleh sekitar 100 orang terdiri dari mahasiswa/i, alumni, dan dosen/tendik FKM UAD. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Milad ke-20 FKM UAD. Tema yang diangkat adalah “Tantangan tenaga kesehatan masyarakat dalam pembangunan masyarakat sehat pasca pandemi di Indonesia”. Narasumber adalah Bapak Henry Surendra, S.KM., MPH, Ph.D, FRSPH (Alumni FKM UAD), seorang peneliti Postdoctoral di Oxford University Clinical Research Unit Indonesia. Moderator dari reuni akbar ini adalah Ibu Marsiana Wibowo, S. KM., M.PH (Alumni dan Dosen FKM UAD).
Narasumber memberikan banyak informasi mulai dari definisi tenaga kesehatan masyarakat, identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan sampai dengan arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan kesehatan. Acara tersebut dijelaskan bahwa tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiologi kesehatan, promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, administrasi dan kebijakan kesehatan, biostastistik dan kependudukan serta kesehatan reproduksi dan keluarga. Identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan menurut Renstra Kemenkes 2020-2024 meliputi: upaya kesehatan ibu dan anak, Gizi masyarakat, Pencegahan dan pengenalan PTM, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Surveilans Penyakit berbasis laboratorium, Faktor risiko kesehatan lingkungan, Pelayanan Kesehatan, SDM kesehatan, Manajemen Pembangunan Kesehatan, Integrasi SI, Litbangkes, Pembiayaan kesehatan, Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, dan Pemberdayaan Masyarakat dan Germas Hidup Sehat.
Arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan layanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penguatan pelayanan kesehatan dasar untuk mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. Terdapat lima strategi nasional yaitu Peningkatan KIA dan Kespro, percepatan perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit, pembudayaan GERMAS, dan penguatan sistem kesehatan.
Dampak pandemi terhadap pelayanan kesehatan menurut WHO EHS Continuty First survey 2020 adalah 90% negara mengalami disrupsi, cakupan imunisasi rutin faskes 61% dan outreach 70%, diagnosa dan pengobatan PTM 69%, KB dan kontrasepsi 68%, pengobatan gangguan kesehatan mental 61%, kunjungan selama kehamilan 56% serta diagnosa dan pengobatan kanker 55%. Dampak pandemi terhadap penyakit menular di Indonesia salah satunya adalah prevalensi penyakit TB dan malaria di urutan terburuk kedua di dunia. Dampak tersebut memunculkan tujuh tantangan yang harus dihadapi oleh tenaga kesmas yang meliputi: cara identifikasi masalah, tenaga kesmas yang lebih pintar dan terampil dari masyarakat, mampu mengatasi informasi hoax, memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap program kesehatan, meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat, memperkuat keterlibatan masyarakat dalam program pembangunan kesehatan, memperkuat kemampuan evaluasi program, analisis data dan respon kesehatan masyarakat. Sistem kesehatan juga mengalami disrupsi selama pandemi Covid-19 yang membawa kemunduran bagi program-program kesehatan nasional, tidak hanya menambah penyakit pandemi juga menyisakan luka dalam bentuk ketidakpercayaan dan penolakan masyarakat terhadap program pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, tenaga kesehatan masyarakat harus memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang harus terkini sehingga dapat berkontribusi dalam memberikan solusi masalah kesehatan di masyarakat.