Resepsi virtual Milad ke 20 FKM UAD “Post-Pandemic Recovery Challenges In Mental Health”
Resepsi Milad FKM UAD ke 20 telah dilaksanakan pada tanggal 14 mei 2022 secara virtual melalui aplikasi zoom meeting maupun youtube live streaming. Tema yang diangkat pada milad FKM UAD ke 20 adalah “20 Tahun FKM UAD Gemilang Berkiprah Untuk Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata Unggul Dan Sehat” dan tagline “Growing Healthy Together”. Resepsi tersebut dibuka oleh Rektor UAD, Dr. Muchlas, MT. dan dihadiri oleh lebih dari 150 peserta yang terdiri dari para pimpinan FKM, dosen dan tenaga kependidikan FKM, orang tua/wali mahasiswa FKM dan tamu undangan dari institusi kerja sama FKM UAD. Pemateri dalam acara milad FKM ke 20 mengundang Prof. Dr Yeo Kee Jiar dari Universitas Teknologi Malaysia dengan materi berjudul “Post-Pandemic Recovery Challenges In Mental Health”. Berikut adalah ringkasan materi yang telah di sampaikan oleh beliau.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonseptualisasikan kesehatan mental sebagai keadaan sejahtera dimana individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja dengan produktif, serta mampu berkontribusi kepada komunitasnya. Mengutip pendapat Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jendral WHO, yang berpendapat bahwa Covid-19 telah mengganggu layanan kesehatan mental yang penting di seluruh dunia tepat justru pada saat yang paling dibutuhkan. Oleh karena itu, para pemimpin harus bergerak cepat dan tegas untuk berinvestasi lebih banyak dalam kesehatan mental yang dapat menyelamatkan jiwa selama pandemi dan seterusnya.
Masalah kesehatan mental masih menjadi tantangan untuk pulih pada keadaan normal di masa transisi pandemi ke endemi yang terjadi saat ini. Tantangan tersebut dapat berupa ekonomi, keuangan, pekerjaan, ancaman terhadap keselamatan pribadi dan keluarga, isolasi sosial, penderitaan fisik dan kematian, pendidikan terganggu, kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan narkoba, serta kondisi kesehatan mental lainnya yang meningkat seperti kecemasan, stres, trauma, depresi sampai upaya bunuh diri. Dalam pemulihan kesehatan mental pasca pandemi perlu adanya dukungan kesehatan mental yang komprehensif, solidaritas komunal, keterlibatan kepemimpinan dan otoritas, tanggung jawab individu serta ketangguhan yakni kapasitas untuk pulih dengan cepat dari kesulitan serta kemampuan untuk menyerap dan merespons suatu guncangan atau perubahan.
Tantangan lain di pelayanan kesehatan di masa endemi adanya sistem pendukung kesehatan mental untuk mengatasi tekanan psikologis di masa pandemi dan setelahnya, masalah aksesibilitas, kurangnya tenaga profesional, adanya ketimpangan, kemiskinan dan pengucilan sosial di tingkat domestik, layanan konseling tidak memadai, perlunya penyebaran informasi yang benar. Tidak hanya itu, Kegiatan Belajar Mengajar sekolah pun menjadi tantangan yakni sekolah harus memiliki rencana untuk mengurangi kasus Covid-19 dengan memastikan lingkungan yang bersih, menginformasi dan berkolaborasi dengan orang tua, komunitas, penyedia layanan kesehatan. Selain kelompok usia sekolah, kelompok rentan seperti difabel, lansia juga membutuhkan dukungan untuk mengakses perawatan dan kesehatan, perlu adanya pengetahuan dan kesadaran mental.
Faktanya 1 dari 5 anak akan memiliki penyakit mental yang serius. Oleh karena itu, pengenalan gangguan kesehatan mental seperti tanda dan gejala, pengetahuan tentang faktor risiko gangguan kesehatan mental tertentu, pengetahuan tentang pengobatan mandiri untuk membantu dirinya sendiri, serta mengetahui tentang cara mengakses informasi kesehatan mental dan kemana mencari bantuan professional jika diperlukan. Investasi dalam kesehatan mental membutuhkan pendekatan multi-sektoral dimulai dari pendekatan kepada seluruh masyarakat dengan keterlibatan berbasis masyarakat, layanan perawatan primer, kesehatan masyarakat, perlindungan sosial, pekerjaan, dan pendidikan.
Berikut Foto Dokumentasi lainnya