TIM PBL FKM UAD MENGADAKAN PENYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN EMBER TUMPUK DI RT 4 & 8 DUSUN KARANGJAMBE, BANGUNTAPAN
Ditulis oleh : Humas FKM UAD
Tim PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) ย kelompok 19, yang diketuai oleh Sadam Alfian Galang Ianto dan beranggotakan Dila Anggita, Dina Putri Solikhah, Tika Sri Handayani, Yulianti Nuramelia, dan Ferdinan Selegani, mengadakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan ember tumpuk bagi warga RT 4 & RT 8 di Karangjambe,Banguntapan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 dan 11 Juli 2024 di pendopo padukuhan Karangjambe dan salah satu halaman rumah warga RT 8 kecamatan Banguntapan, kabupaten Bantul. Ini merupakan bentuk intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa FKM UAD untuk warga RT 4 & RT 8 Karangjambe.
Ketua kegiatan, Sadam, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga terkait pengelolaan barang bekas yang dapat menampung air. “Harapannya para warga dapat mengetahui cara mengolah barang bekas, terutama barang yang dapat menampung air, menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat,” kata Sadam.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini dipilih agar tidak terlihat monoton dengan hanya diskusi saja, tetapi lebih kepada memperagakan cara pembuatan ember tumpuk dalam menjelaskan informasi terkait permasalahan yang dipaparkan.
Ketua PKK RT 4, Sri Susanti, menambahkan bahwa realisasi kegiatan intervensi PBL ini didasarkan pada kebutuhan masalah kesehatan yang ada di lingkungan warga RT 4 & RT 8. “Kegiatan ini membantu para warga untuk memanfaatkan barang bekas dengan alat dan bahan yang mudah didapatkan,” kata Sri Susanti.
Selama kegiatan berlangsung, para warga yang berjumlah sekitar 60 orang berpartisipasi secara aktif. Hal ini ditandai dengan adanya diskusi, tanya jawab, dan memperhatikan mahasiswa dalam memperagakan pembuatan ember tumpuk.
Lewat kegiatan tersebut, mahasiswa FKM UAD berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat demi peningkatan kesehatan masyarakat berbasis lingkungan di masa yang akan datang.
Kegiatan ini diharapkan terus berlanjut dan dikembangkan oleh masyarakat sehingga mengurangi barang bekas yang dapat menampung air melalui ember tumpuk sebagai tempat pembuatan komposter yang akan menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair di dalam satu tempat sekaligus.